Gerakan Memakai Udeng Tengger adalah upaya untuk mendukung Kelestarian Budaya Adat Tengger. Udeng digunakan oleh Laki-laki, baik tua maupun muda. Umumnya digunakan pada acara-acara kekeluargaan, Upacara Adat bahkan acara Keagamaan.
FILOSOFI UDENG TENGGER
Udeng adalah salah satu bagian identitas masyarakat Suku Tengger yang sampai sekarang masih lestari, dengan demikian udeng Tengger bukan hanya selembar kain tetapi ada makna pada setiap langkah memakainya.
Udeng Tengger adalah kain persegi empat yang tengahnya ada modhang, yang artinya momongan kadhang atau limo kadhang, yaitu saudara empat âAir ketuban, Ari- ari, Darah, dan Lamas.
Kain tersebut dilipat dari kedua ujung menjadi persegi tiga, yang artinya Lahir, Hidup, dan Mati. Jika disadari sesungguhnya setiap umat manusia tidak akan pernah lepas dari tiga siklus alur proses kehidupan.
Kain tersebut dilipat-lipat berulang-ulang orang Tengger mengatakan bolak-balik atau diwiru, yang artinya segala sesuatu yang dilakukan perlu pikir berulang-ulang agar yang dijalankan disetiap tindakan tidak salah.
Selanjutnya dipakai dengan ujung menculat keatas dan kebawah, yang menculat keatas melambangkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan yang disebut Perahyangan, yang melingkar dan dua sisi diikatdengan cara melilit melambangkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia yang disebut Pawongan, sedangkan yang menculat kebawah malambangkan hubungan manusia dengan alam yang disebut Palemahan.
Setelah jadi dipakai inilah yang namanya udeng, artinya mudeng=mengerti atau memahami, memahami arti daripada kehidupan.
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini